Dokter adalah sebuah bidang pekerjaan yang berat, yang memerlukan study dan pembelajaran yang sangat lama agar mampu dan mengenal akan sakit pada setiap pesakit yang dihadapi dan mampu menyembuhkannya. Semua orang boleh jadi dokter tetapi pengalaman dan banyaknya dia belajar maka itulah yang menyebapkan ada gelaran dokter biasa atau dokter pakar. Semakin dokter paham dan mengerti akan sakit yang diderita pesakitnya maka dengan pengalaman pengalaman yang telah dia lalui maka apa bila merawatnya sehingga sembuh.
Tetapi dokter digolongkan menjadi dua keadaan
1. Dokter fisikal
Dokfisikal adalah mengkaji setiap pesakit dengan alat alat canggih dan berusaha menemukan obat obatan dengan banyk menggunakan herba yang dijadikan pil, dokter ini bertidak mengkaji sakit dari segi fisikalnya darah, nadi dan lebih belajar pada keadaan saintifik pada fisikal pesakit.
2. Dokter Rohani
Dokter rohani adalah bertindak menggunakan tenaga kerohanian untuk merawat sakit, yang tidak dapat dipecahkan melalui sains. Seperti hanya kerasukan, histeria, gangguguan jin, sihir, saka atau pon penyakit penyakit lainnya yang berunsur mistik atau tidak lojik akal. Biasa dokter rohani ini orang gelar dengan nama panggilan, bomoh, dukun, bidan, ustad, kyai, pawang dan lain lain.
Untuk menjadi dokter pakar dalam bidangnya, tak dokter fisikal atau dokter rohani memerlukan pembelajaran dan pengalaman sangat lama, yang tidak diketahui oleh pesakit. Mereka sama sama meneliti dan mengkaji akan penyakit tersebut untuk dapat menyembuhkan dengan cepat walau bidang pesakitnya lain lain.
Yaitu dokter fisikal mengkaji dari sudut sains dan dokter rohani mengkaji dari segi kerohanian. Mereka sama sama mengorbankan masa untuk menemukan jawapan akan jenis jenis sakit yang mereka hadapi. Mereka kena melakukan penelitian agar tau dan kenal pasti akan penyakit tersebut. Dan mereka perlu belajar dengan banyak guru untuk mendapatkan ilmu agar paham dan mengerti. Masa, ilmu, pengalaman dan penelitian inilah yang menjadikan ianya digelar dokter pakar.
Banyak orang yang tidak paham akan hal ini. Apa bila seseorang sakit, meraka merawat dengan dokter fisikal dan dikenakan upah yang mahal, obat mahal, tempat yang mahal, mereka tidak complain pon akan upah rawatan itu dan mampu bayar walau kadang sakit yang diderita tidak sembuh.
Tetapi kenapa pulak, apa bila mereka sakit kerohanian mereka merawat dengan dokter rohani dikenakan upah, mereka akan melenting, marah, cakap jual agama, jual ilmu, tidak iklas, dan mcm mcm. Padahal dokter rohani seperti bomoh, dukun, bidan, ustad, kyai, pawang dan lain lain. Mereka memerlukan belajar sangat lama, puasa, suluk, tirakat, bahkan belajar bnyk guru diberbagai tempat berjauhan.
Mereka jugak mengkaji akan sakit dan masalah yang diderita pesakit walau tidak kasap mata, karna penyakitnya adalah kerasukan, sihir, saka dan lain lain. Kenapa clomplan dengan kata kesat. Padahal dalam islam sendiri adalah harus hukumnya membayar apa bila meminta melakukan penghikmatan rawatan dengan syarat sebelum melakukan rawatan memberi tau akan berapa upah tersebut adalah WAJIB.
Orang orang yang tidak faham akan ilmu islam inilah, yang kadang akan membuat mereka menjadi bodoh dan boleh digolongkan gila dalam hidup karna tidak membaca dan memahami dalam agamanya sendiri. Kalau orang yang berkata seperti ini duduk digunung atau hutan tidak masalah, karna pengetahuan tentang agama mungkin kurang.
Tetapi bnyak yang berkata dan memaki dokter rohani seperti bomoh, dukun, bidan, ustad, kyai, pawang dan lain lain. Adalah orang orang berpelajan tinggi, berpendidikan tinggi tetapi memlilki mentaliti yang sangat lemah dan teruk. Sampai tidak memahami akan agamanya sendiri yang boleh dikatakan kategori seseorang yang narsis ( GILA ).
Dibawah ini adalah dalil atau hadis yang mengatakan adalah HARUS untuk menetapkan upah atau harga merawat dalam setiap penghikmatan dan mengambil upah merawat pesakit dengan kaedah yang tidak bertentangan dengan Islam dan Perkara ini telah tsabit dalam sunnah Rasulullah SAW dan atsar As Sahabah
Daripada Abu Sa’id Al-Khudri r.a.; bahawa pada suatu ketika beberapa orang sahabat Rasulullah s.a.w. telah datang ke sebuah perkampungan Arab, akan tetapi penduduk kampung itu tidak menerima kedatangan para sahabat tersebut, tiba-tiba ketua kampung itu disengat ular, (lalu wakil penduduk kampung berjumpa dengan para sahabat tersebut) dan bertanya: Adakah kamu mempunyai ubat penawar sengatan ular atau adakah di antara kalian ahli perubatan?, para sahabat menjawab: Kalian telah tidak menerima kedatangan kami di kampung ini, kami tidak akan melakukannya sehingga kalian membayar upah untuk kami. Akhirnya mereka berjanji akan memberikan beberapa ekor kambing sebagai upahnya. Kemudian salah seorang sahabat membaca Surah al-Fatihah, kemudian mengeluarkan sedikit ludah (diletakkan di bahagian sakit), dengan serta merta ketua kampung sembuh, kemudian mereka membawa kambing-kambing kepada para sahabat. Para sahabat tersebut berkata: Jangan kita ambil upah ini, sehingga kita bertanya kepada baginda Rasulullah s.a.w, kemudian mereka menanyakannya, lalu Rasulullah tersenyum dan berkata: Ketahuilah bahawa Surah al-Fatihah itu adalah ubat penawar, ambillah upah itu dan bagi aku sedikit. [Hadis Riwayat Imam Al-Bukhari]
Beberapa pendapat Ulamak Mu'tabar berkaitan hai ini.
1. Berkata Ibn Qudamah dalam kitab Mughni Muhtaj : Adapun mengambil upah ruqyah (menjampi) maka Imam Ahmad memilih qaul yang mengatakan HARUS dan beliau sendiri mengatakan TIDAK MENGAPA
2. Dr. Muhammad Said Ramadan Al-Buti dalam kitab Feqh As-Sirah: Malik, Syafie, Ahmad, Ishak dan Abu Thaur berpendapat HARUS mengambil upah rawatan, manakala Abu Hanafiah memperincikannya iaitu HARAM mengambil upah bagi MENGAJAR AL-QURAN dan HARUS PULA UNTUK MERUQYAH.
3. Kata Ibn Hazam dalam kitab Al-Mahalli: Upah rukyah (menjampi) adalah HARUS
Semoga tulisan pendek saya ini dapat menjadikan ilmu dan pemahaman bagi kita semua supaya dapat menghargai segala bidang pekerjaan yang kita jalani dan tidak tersalah arti.
Maaf dari kami
MASTER AJIE
0192873134
PUSAT RAWATAN SYAHADAH
syahadahspritualandhealingcenter.blogspot.com